BERAU, KOMPAS.com — Ratusan
nelayan asing yang ditangkap di perairan Berau, Kalimantan Timur,
beberapa waktu lalu, mulai mengaku bersalah. Mereka mulai menyadari
kesalahan mereka dengan mencuri hasil laut di perairan Indonesia.
"Kita akhirnya mulai bisa mengumpulkan data dari mereka dengan lancar. Mereka mulai paham apa yang dilakukannya selama ini salah dan meresahkan," ujar Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad kepada Kompas.com, Kamis (27/11/2014).
Diakui Sudirman, saat ditangkap hingga beberapa hari setelahnya, nelayan asing yang semula disebut manusia perahu tersebut kerap memberikan pernyataan yang janggal. Petugas gabungan yang memeriksanya pun menduga mereka berbohong. Misalnya, ketika ditanya sejak kapan mulai melaut, salah seorang nelayan asing berusia sekitar 40-an menjawab bahwa sudah sekitar 20 tahun dia melaut. Namun, saat ditanya apakah mereka warga Malaysia atau bukan, mereka menjawab bukan.
"Ya, lalu 20 tahun sebelum dia melaut itu dia di mana? Banyaklah jawaban-jawaban enggak logis semacam itu," papar Sudirman.
Terlebih lagi, petugas patroli yang menangkap mereka menemukan sejumlah barang dalam kapal yang tidak bisa didapatkan di Indonesia, misalnya tabung gas Petronas, surat gadai dari perusahaan pegadaian Malaysia, surat pembelian emas di Malaysia, dan sebagainya.
Sudirman mengatakan, informasi yang tim dapat dari nelayan asing soal identitas serta aktivitas mereka akan menjadi barang bukti atas tuduhan tindak pidana perikanan atau tindak pidana umum. Nelayan asing akan dipilah-pilah, mana yang terbukti mencuri ikan di laut Indonesia, mana yang tidak. Bagi yang terbukti, akan dihukum sesuai peraturan di Indonesia, sementara sisanya dipulangkan ke asalnya dengan menyita perahu mereka.
Sudirman belum dapat memastikan kapan waktu investigasi tersebut selesai. Namun, ia berharap proses tersebut dapat rampung pada Jumat (28/11/2014) besok sehingga pemulangan bisa dilaksanakan kira-kira pekan depan.
"Walaupun mereka tidak punya identitas di Malaysia, setidaknya mereka berasal dari sana. Pemerintah Malaysia harus ikut bertanggung jawab," ujar Sudirman.http://regional.kompas.com/read/2014/11/27/1344407/Nelayan.Asing.di.Berau.Mulai.Mengaku.Salah
"Kita akhirnya mulai bisa mengumpulkan data dari mereka dengan lancar. Mereka mulai paham apa yang dilakukannya selama ini salah dan meresahkan," ujar Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad kepada Kompas.com, Kamis (27/11/2014).
Diakui Sudirman, saat ditangkap hingga beberapa hari setelahnya, nelayan asing yang semula disebut manusia perahu tersebut kerap memberikan pernyataan yang janggal. Petugas gabungan yang memeriksanya pun menduga mereka berbohong. Misalnya, ketika ditanya sejak kapan mulai melaut, salah seorang nelayan asing berusia sekitar 40-an menjawab bahwa sudah sekitar 20 tahun dia melaut. Namun, saat ditanya apakah mereka warga Malaysia atau bukan, mereka menjawab bukan.
"Ya, lalu 20 tahun sebelum dia melaut itu dia di mana? Banyaklah jawaban-jawaban enggak logis semacam itu," papar Sudirman.
Terlebih lagi, petugas patroli yang menangkap mereka menemukan sejumlah barang dalam kapal yang tidak bisa didapatkan di Indonesia, misalnya tabung gas Petronas, surat gadai dari perusahaan pegadaian Malaysia, surat pembelian emas di Malaysia, dan sebagainya.
Sudirman mengatakan, informasi yang tim dapat dari nelayan asing soal identitas serta aktivitas mereka akan menjadi barang bukti atas tuduhan tindak pidana perikanan atau tindak pidana umum. Nelayan asing akan dipilah-pilah, mana yang terbukti mencuri ikan di laut Indonesia, mana yang tidak. Bagi yang terbukti, akan dihukum sesuai peraturan di Indonesia, sementara sisanya dipulangkan ke asalnya dengan menyita perahu mereka.
Sudirman belum dapat memastikan kapan waktu investigasi tersebut selesai. Namun, ia berharap proses tersebut dapat rampung pada Jumat (28/11/2014) besok sehingga pemulangan bisa dilaksanakan kira-kira pekan depan.
"Walaupun mereka tidak punya identitas di Malaysia, setidaknya mereka berasal dari sana. Pemerintah Malaysia harus ikut bertanggung jawab," ujar Sudirman.http://regional.kompas.com/read/2014/11/27/1344407/Nelayan.Asing.di.Berau.Mulai.Mengaku.Salah
Komentar
Posting Komentar