KENDAL, KOMPAS.com - Hobi
jika diseriusi bisa menjadi mata pencarian. Seperti yang dilakukan oleh
mantan anggota DPRD Kendal, Kartiko Nur Sapto. Warga Ngampel, Kendal,
Jawa Tengah ini, mengaku sudah lama mempunyai hobi memelihara kucing.
Namun, kucing peliharaannya itu bukan jenis kucing kampung biasa, tapi
kucing ras. Ada kucing bengal, anggora, dan british shorthair.
Kucing yang harganya mencapai Rp 10 juta itu, ditempatkan di ruang khusus, yang lebarnya sekitar 4x6 meter. “Saya memang suka kucing sejak masih SD dulu. Tapi bisa kembali fokus merawat kucing setelah beberapa waktu di akhir masa jabatan saya di DPRD, sekitar Januari 2014 lalu,” ujar mantan anggota DPRD Kendal dari Fraksi PKS tersebut, Kamis (27/11/2014).
Kartiko mengaku mendapat kucing dari Surabaya dan beberapa daerah lain. Kucing-kucing itu, ia beli dengan harga sekitar Rp 8 juta per ekor. Usia kucing ketika dibeli baru 3 bulan. “Tapi kucing itu sudah beranak pinak. Sekarang, anak kucing tersebut, saya jual dengan harga Rp 7 jutaan, yang masih kecil. Sedang yang sudah dewasa bisa mencapai Rp 10 juta,” akunya.
Kartiko menyebutkan, kucing ras yang dimilikinya tergolong masih belum familiar bagi masyarakat Indonesia, terutama di Kabupaten Kendal. Sebab harga kucingnya jelas tergolong mahal, dan memeliharanya pun menyita waktu.
Bayangkan, menjaga pola makan kucing supaya tetap sehat. Tiap dua minggu sekali, kucing harus grooming dengan menggunakan sampo yang sesuai dengan jenis bulunya. “Kandang atau tempatnya juga harus bersih. Kalau musim kemarau, pada siang hari, kucing saya tempatkan di ruang ber-AC. Karena kalau terlalu panas bisa membuat bulu rontok dan kurang sehat,” ungkap dia.
Dalam satu bulan, Kartiko mengaku mengaluarkan biaya sekitar Rp1 juta untuk keperluan makanan dan grooming untuk semua kucingnya.
Salah satu penghobi memelihara kucing lain, Wika Setyawan, mengaku kucing hasil peliharaan Kartiko tidak umum dipelihara orang. Selain unik dan lucu, harganya juga mahal. “Saya suka kucing, tapi milik saya hanya jenis anggora blesteran kucing kampung. Harganya hanya ratusan ribu,” kata dia. http://regional.kompas.com/read/2014/11/27/14354771/Berhenti.Jadi.Anggota.Dewan.Kartiko.Bisnis.Kucing.Mahal.
Kucing yang harganya mencapai Rp 10 juta itu, ditempatkan di ruang khusus, yang lebarnya sekitar 4x6 meter. “Saya memang suka kucing sejak masih SD dulu. Tapi bisa kembali fokus merawat kucing setelah beberapa waktu di akhir masa jabatan saya di DPRD, sekitar Januari 2014 lalu,” ujar mantan anggota DPRD Kendal dari Fraksi PKS tersebut, Kamis (27/11/2014).
Kartiko mengaku mendapat kucing dari Surabaya dan beberapa daerah lain. Kucing-kucing itu, ia beli dengan harga sekitar Rp 8 juta per ekor. Usia kucing ketika dibeli baru 3 bulan. “Tapi kucing itu sudah beranak pinak. Sekarang, anak kucing tersebut, saya jual dengan harga Rp 7 jutaan, yang masih kecil. Sedang yang sudah dewasa bisa mencapai Rp 10 juta,” akunya.
Kartiko menyebutkan, kucing ras yang dimilikinya tergolong masih belum familiar bagi masyarakat Indonesia, terutama di Kabupaten Kendal. Sebab harga kucingnya jelas tergolong mahal, dan memeliharanya pun menyita waktu.
Bayangkan, menjaga pola makan kucing supaya tetap sehat. Tiap dua minggu sekali, kucing harus grooming dengan menggunakan sampo yang sesuai dengan jenis bulunya. “Kandang atau tempatnya juga harus bersih. Kalau musim kemarau, pada siang hari, kucing saya tempatkan di ruang ber-AC. Karena kalau terlalu panas bisa membuat bulu rontok dan kurang sehat,” ungkap dia.
Dalam satu bulan, Kartiko mengaku mengaluarkan biaya sekitar Rp1 juta untuk keperluan makanan dan grooming untuk semua kucingnya.
Salah satu penghobi memelihara kucing lain, Wika Setyawan, mengaku kucing hasil peliharaan Kartiko tidak umum dipelihara orang. Selain unik dan lucu, harganya juga mahal. “Saya suka kucing, tapi milik saya hanya jenis anggora blesteran kucing kampung. Harganya hanya ratusan ribu,” kata dia. http://regional.kompas.com/read/2014/11/27/14354771/Berhenti.Jadi.Anggota.Dewan.Kartiko.Bisnis.Kucing.Mahal.
Komentar
Posting Komentar