PEKANBARU, KOMPAS.com —
Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat tidak membakar lahan untuk
mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Ajakan itu disampaikan
Presiden saat melakukan "blusukan" ke Kabupaten Kepulauan Meranti,
Provinsi Riau, Kamis (27/11/2014).
Saat itu, Presiden berdialog dengan seribuan warga di lapangan Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti. Kepulauan Meranti merupakan salah satu daerah yang sempat dilanda kebakaran lahan.
"Mohon kepada bapak-bapak yang petani diusahakan ketika membersihkan lahan jangan dengan cara membakar karena akan menimbulkan kebakaran lahan seperti yang kemarin," kata Presiden seperti dikutip Antara.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi juga menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan tanaman sagu sebagai komoditas andalan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kepulauan Meranti sejak lama identik dengan tanaman sagu. Luas area tanaman sagu di Meranti lebih dari 70.000 hektar, yang sebagian besar sudah ditanami secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Bahkan, ada sekitar 67 pabrik pengolahan sagu berskala kecil hingga sedang di Meranti yang memenuhi kebutuhan lokal dan permintaan ekspor ke Jepang, Thailand, dan Singapura.
Dalam kegiatan blusukan tersebut, Presiden mengunjungi pabrik pengolahan sagu tradisional bernama Basah Maju Jaya di daerah Parit Ketat, Desa Sungai Tohor. Perjalanan Presiden Jokowi menuju pabrik sagu tersebut menarik perhatian warga karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggunakan becak motor.
Saat mengunjungi pabrik Basah Maju Jaya, Presiden disuguhi aneka penganan tradisional terbuat dari tepung sagu dan melakukan penanaman pohon sagu.
Seusai menanam pohon sagu, Presiden berjanji akan datang kembali ke Sungai Tohor untuk memanennya.
"Lima tahun lagi saya akan datang ke sini. Saya akan melihat sagu yang saya tanam, apakah sudah bisa dipanen," ujar Presiden, yang langsung disambut tepuk tangan warga.
Presiden Jokowi selama dua hari terakhir blusukan di Riau untuk fokus dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan. Sehari sebelumnya, rombongan Presiden mencoba terbang ke Kepulauan Meranti menggunakan tiga helikopter, tetapi gagal akibat cuaca buruk.
Pada hari pertama kunjungannya, Presiden menginstruksikan agar semua pihak memiliki niat kuat untuk menuntaskan masalah kebakaran lahan dan hutan di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau, yang sudah berlangsung selama 17 tahun.
"Soal masalah kebakaran, tidak ada solusi baru. Itu karena semuanya sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Tidak ada terobosan, ini hanyalah masalah niat mau atau tidak mau menyelesaikannya," ujar Presiden di Pekanbaru, Rabu.
Presiden Jokowi sebelumnya diminta oleh warga untuk segera mengatasi masalah kabut asap di Riau karena pembakaran lahan dan hutan. Jika masalah asap yang selalu berulang hingga belasan tahun tersebut dibiarkan, satu generasi menjadi korban.
Jokowi diminta blusukan ke Riau untuk melihat langsung apa yang dialami warga. Masyarakat tidak punya pilihan selain bertahan. (Baca: "Mau Tidak Pak Jokowi 'Blusukan' ke Tempat Kami? Lihat Hutan, Kebakaran, dan Asapnya?")http://regional.kompas.com/read/2014/11/27/13470551/.Blusukan.di.Riau.Presiden.Minta.Warga.Tidak.Bakar.Lahan
Saat itu, Presiden berdialog dengan seribuan warga di lapangan Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti. Kepulauan Meranti merupakan salah satu daerah yang sempat dilanda kebakaran lahan.
"Mohon kepada bapak-bapak yang petani diusahakan ketika membersihkan lahan jangan dengan cara membakar karena akan menimbulkan kebakaran lahan seperti yang kemarin," kata Presiden seperti dikutip Antara.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi juga menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan tanaman sagu sebagai komoditas andalan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kepulauan Meranti sejak lama identik dengan tanaman sagu. Luas area tanaman sagu di Meranti lebih dari 70.000 hektar, yang sebagian besar sudah ditanami secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Bahkan, ada sekitar 67 pabrik pengolahan sagu berskala kecil hingga sedang di Meranti yang memenuhi kebutuhan lokal dan permintaan ekspor ke Jepang, Thailand, dan Singapura.
Dalam kegiatan blusukan tersebut, Presiden mengunjungi pabrik pengolahan sagu tradisional bernama Basah Maju Jaya di daerah Parit Ketat, Desa Sungai Tohor. Perjalanan Presiden Jokowi menuju pabrik sagu tersebut menarik perhatian warga karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggunakan becak motor.
Saat mengunjungi pabrik Basah Maju Jaya, Presiden disuguhi aneka penganan tradisional terbuat dari tepung sagu dan melakukan penanaman pohon sagu.
Seusai menanam pohon sagu, Presiden berjanji akan datang kembali ke Sungai Tohor untuk memanennya.
"Lima tahun lagi saya akan datang ke sini. Saya akan melihat sagu yang saya tanam, apakah sudah bisa dipanen," ujar Presiden, yang langsung disambut tepuk tangan warga.
Presiden Jokowi selama dua hari terakhir blusukan di Riau untuk fokus dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan. Sehari sebelumnya, rombongan Presiden mencoba terbang ke Kepulauan Meranti menggunakan tiga helikopter, tetapi gagal akibat cuaca buruk.
Pada hari pertama kunjungannya, Presiden menginstruksikan agar semua pihak memiliki niat kuat untuk menuntaskan masalah kebakaran lahan dan hutan di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau, yang sudah berlangsung selama 17 tahun.
"Soal masalah kebakaran, tidak ada solusi baru. Itu karena semuanya sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Tidak ada terobosan, ini hanyalah masalah niat mau atau tidak mau menyelesaikannya," ujar Presiden di Pekanbaru, Rabu.
Presiden Jokowi sebelumnya diminta oleh warga untuk segera mengatasi masalah kabut asap di Riau karena pembakaran lahan dan hutan. Jika masalah asap yang selalu berulang hingga belasan tahun tersebut dibiarkan, satu generasi menjadi korban.
Jokowi diminta blusukan ke Riau untuk melihat langsung apa yang dialami warga. Masyarakat tidak punya pilihan selain bertahan. (Baca: "Mau Tidak Pak Jokowi 'Blusukan' ke Tempat Kami? Lihat Hutan, Kebakaran, dan Asapnya?")http://regional.kompas.com/read/2014/11/27/13470551/.Blusukan.di.Riau.Presiden.Minta.Warga.Tidak.Bakar.Lahan
Komentar
Posting Komentar