KOMPAS.COM — Dua orang anak
yang tertukar saat lahir akibat kesalahan sebuah rumah sakit di Afrika
Selatan tidak dapat dikembalikan ke orangtua kandung karena anak-anak
itu sudah terlalu "lengket" dengan ibu "adopsi" mereka.
Para ibu kandung dari dua anak usia empat tahun itu baru tahu pada tahun lalu bahwa bayi mereka telah tertukar saat berada di Rumah Sakit Memorial Tambo di Boksburg tahun 2010. Kesalahan itu diketahui ketika salah seorang dari ibu itu, yang berasal dari East Rand di Afrika Selatan, mencoba untuk mengklaim biaya perawatan dari seorang pria yang selama itu dia pikir merupakan ayah dari anaknya.
Namun, menurut sowetanlive.co.za, sejumlah tes paternitas kemudian mengungkapkan bahwa pria itu bukan ayah anak tersebut dan perempuan itu pun bukan ibunya.
Seorang pakar hukum kini merekomendasikan bahwa anak laki-laki dan perempuan itu harus tetap tinggal bersama orangtua yang telah membesarkan mereka sejak mereka lahir. Demikian kata situs web tersebut.
Sebuah rekomendasi, yang disusun Direkur University of Pretoria's Centre for Child Law, Ann Skelton, telah diserahkan kepada sebuah pengadilan untuk dipertimbangkan. Jika diterima, rekomendasi itu akan memungkinkan kedua ibu tersebut memutus hubungan hukum dengan anak-anak biologis mereka, walau mereka akan tetap punya kontak dengan anak-anak itu. Namun, mereka kemudian akan diperlakukan sebagai orangtua angkat dari anak-anak yang mereka telah besarkan. Demikian kata laporan sowetanlive.co.za.
Skelton mengatakan, pertukaran itu tampaknya terjadi setelah bidan yang mengawasi kelahiran mencampurkan file atau papan nama bayi-bayi itu pada suatu hari yang "sangat sibuk". Dia mengatakan, itu merupakan kasus pertama yang dia dengar di Afrika Selatan di mana bayi dari jenis kelamin yang berbeda bisa tertukar.
Salah seorang dari ibu itu ingin anak kandungnya dikembalikan saat pertama kali tahu tentang kesalahan tersebut, tetapi kemudian dia menyadari bahwa hal tersebut tidak mungkin demi kepentingan terbaik anak-anak itu, kata laporan itu. Perempuan yang satunya lagi sampai harus dirawat di rumah sakit karena shock begitu mengetahui bahwa anak perempuan yang dia besarkan selama ini ternyata bukanlah putrinya.
Skelton menulis, mantan pacar perempuan yang kedua menjadi "hancur" hatinya oleh berita itu. "Dia mengatakan bahwa guncangan akibat berita itu ... telah membuatnya hancur. Dia membandingkannya dengan hilangnya semua anggota tubuhnya," tulisnya.
Skelton menambahkan, "Kedua orangtua itu telah sangat menderita dan terus berada di bawah tekanan yang cukup besar. Anak-anak itu belum menyadari masalah tersebut, tetapi penilaian terbaru menunjukkan bahwa mereka menangkap kecemasan ibu mereka. "Walau bantuan keuangan tidak akan menyelesaikan semua masalah, hal itu akan memudahkan kesulitan mereka saat ini."
Pakar psikolog dan medis membantu keluarga itu, yang memiliki ikatan yang "sangat kuat" dengan anak-anak yang mereka rawat sejak lahir.http://internasional.kompas.com/read/2014/11/27/14321711/Sudah.Lengket.Anak.yang.Tertukar.Saat.Lahir.Sulit.Dikembalikan.ke.Orangtua.Kandung
Para ibu kandung dari dua anak usia empat tahun itu baru tahu pada tahun lalu bahwa bayi mereka telah tertukar saat berada di Rumah Sakit Memorial Tambo di Boksburg tahun 2010. Kesalahan itu diketahui ketika salah seorang dari ibu itu, yang berasal dari East Rand di Afrika Selatan, mencoba untuk mengklaim biaya perawatan dari seorang pria yang selama itu dia pikir merupakan ayah dari anaknya.
Namun, menurut sowetanlive.co.za, sejumlah tes paternitas kemudian mengungkapkan bahwa pria itu bukan ayah anak tersebut dan perempuan itu pun bukan ibunya.
Seorang pakar hukum kini merekomendasikan bahwa anak laki-laki dan perempuan itu harus tetap tinggal bersama orangtua yang telah membesarkan mereka sejak mereka lahir. Demikian kata situs web tersebut.
Sebuah rekomendasi, yang disusun Direkur University of Pretoria's Centre for Child Law, Ann Skelton, telah diserahkan kepada sebuah pengadilan untuk dipertimbangkan. Jika diterima, rekomendasi itu akan memungkinkan kedua ibu tersebut memutus hubungan hukum dengan anak-anak biologis mereka, walau mereka akan tetap punya kontak dengan anak-anak itu. Namun, mereka kemudian akan diperlakukan sebagai orangtua angkat dari anak-anak yang mereka telah besarkan. Demikian kata laporan sowetanlive.co.za.
Skelton mengatakan, pertukaran itu tampaknya terjadi setelah bidan yang mengawasi kelahiran mencampurkan file atau papan nama bayi-bayi itu pada suatu hari yang "sangat sibuk". Dia mengatakan, itu merupakan kasus pertama yang dia dengar di Afrika Selatan di mana bayi dari jenis kelamin yang berbeda bisa tertukar.
Salah seorang dari ibu itu ingin anak kandungnya dikembalikan saat pertama kali tahu tentang kesalahan tersebut, tetapi kemudian dia menyadari bahwa hal tersebut tidak mungkin demi kepentingan terbaik anak-anak itu, kata laporan itu. Perempuan yang satunya lagi sampai harus dirawat di rumah sakit karena shock begitu mengetahui bahwa anak perempuan yang dia besarkan selama ini ternyata bukanlah putrinya.
Skelton menulis, mantan pacar perempuan yang kedua menjadi "hancur" hatinya oleh berita itu. "Dia mengatakan bahwa guncangan akibat berita itu ... telah membuatnya hancur. Dia membandingkannya dengan hilangnya semua anggota tubuhnya," tulisnya.
Skelton menambahkan, "Kedua orangtua itu telah sangat menderita dan terus berada di bawah tekanan yang cukup besar. Anak-anak itu belum menyadari masalah tersebut, tetapi penilaian terbaru menunjukkan bahwa mereka menangkap kecemasan ibu mereka. "Walau bantuan keuangan tidak akan menyelesaikan semua masalah, hal itu akan memudahkan kesulitan mereka saat ini."
Pakar psikolog dan medis membantu keluarga itu, yang memiliki ikatan yang "sangat kuat" dengan anak-anak yang mereka rawat sejak lahir.http://internasional.kompas.com/read/2014/11/27/14321711/Sudah.Lengket.Anak.yang.Tertukar.Saat.Lahir.Sulit.Dikembalikan.ke.Orangtua.Kandung
Komentar
Posting Komentar