NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebuah kota di wilayah utara India diteror kera pembunuh haus darah setelah pemerintah melarang warga menangkap kera untuk keperluan riset medis.

Ternyata keputusan pemerintah itu membuat populasi kera Langur di kota Shimla, provinsi Himachal Pradesh berlipat ganda hingga membuat warga setempat cemas setelah 400 orang terluga digigit kera selama satu bulan terakhir.

Sejumlah laporan bahkan menyebut seorang perempuan muda meninggal dunia akibat diserang sekelompok kera setelah perempuan itu berusaha mengusir hewan tersebut dari ladangnya.

Korban lain, Rukhmani Kanwar (87) kini dalam kondisi kritis setelah menderita sejumlah luka gigitan dan patah tulang setelah diserang sekelompok kera ganas.

Menteri Kehakiman setempat Mansoor Ahmad Mir mengatakan warga sangat terkejut dengan meningkatnya populasi kera dan meratapi tewasnya perempuan yang diserang para kera itu.

Wakil wali kota Shimla, Takinder Panwar mengatakan pemerintah setempat tak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi serangan kera itu karena terbentur larangan membunuh primata tersebut.

"Kami tak boleh lagi menangkap dan menjual mereka untuk dijadikan bahan riset medis. Hasilnya, populasi mereka menjadi terlalu besar dan tak bisa didukung kawasan hutan di sini. Sehingga mereka akhirnya memasuki kota untuk mencari makanan," ujar Panwar.

Namun, para aktivis konservasi mengecam langkah menangkap kera untuk kepentingan riset yang menurut para aktivis mencapai jumlah 400.000  ekor setahun. Para aktivis justru menuding terlalu cepatnya ekspansi perkotaan dan desa yang memicu gelombang serangan kera.

"Kami menolak keras penangkapan atau mengizinkan ekspor kera sebagai bahan riset medis," kata aktivis organisasi Nature Watch, Rajeshwar Negi.http://internasional.kompas.com/read/2014/11/26/17360001/Sebuah.Kota.di.India.Diteror.Gelombang.Serangan.Kera

Komentar

Postingan Populer